Nama : Robby Refhandri
Kelas : 1TB03
NPM : 26312645
Pemuda merupakan sekolompok orang
yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Sedangkan
sosialisasi adalah cara bagaimana beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Dalam
bersosialisasi, kita juga harus memiliki filter berupa keimanan, agar tidak
terjerumus ke lubang pergaulan yang salah.
1. Internalisasi, Belajar, dan Spesialisasi
Internalisasi lebih mengarah pada norma-norma individu
yang menginternalisasikan norma-norma tersebut. Belajar lebih mengarah pada
proses pembelajaran tingkah laku, yang sebelumnya tidak dimiliki sekarang telah
dimiliki akibat proses pembelajaran tersebut. Sedangkan Spesialisasi lebih
mengarah pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita pasti
selalu bersosialisasi terhadap individu lain dimanapun kita berada. Perbedaan
antar karakter menjadi identitas diri individu masing-masing. Perilaku setiap individu
pun berbeda-beda, karena dari itu membuat individu lain mengambil suatu
tindakan yang berbeda-beda. Tindakan-tindakan yang diambil oleh masing-masing
individu bisa dibagi menjadi dua yaitu tindakan positif dan negatif. Tindakan
positif akan diambil jika antar individu saling mengharagai adanya norma-norma
yang berlaku. Kalau tindakan negatif, akan diambil jika antar individu tidak
mengutamakan norma-norma yang ada, seperti saling egois, berbeda pendapat,
merasa derajatnya lebih tinggi dari individu lain, dan sebagainya.
Setelah individu mengambil suatu tindakan entah itu
positif atau negatif, pastilah individu tersebut berfikir atas tindakannya
tersebut. Atas pemikirannya itu, akan membuat suatu pembelajaran dimana
individu akan lebih memahami apa itu hidup besosialisasi dan norma-norma yang
berlaku. Dari pembelajaran
tersebut, suatu individu akan mendapatkan spesialisasi atau kekhususan
kemampuan dimana individu bisa menempatkan dirinya di dalam hidup
bermasyarakat.
Jadi ketiga hal tersebut saling berkaitan.
Internalisasi sendiri di artikan sebagai penghayatan. Penghayatan atas
ajaran-ajaran atau norma-norma yang di berikan. Dari internalisasi tersebut,
kita belajar bagai mana cara menerapkannya dalam tingkah laku kita sehari-hari
dan dari pembelajaran tadilah kita mendapatkan kekhususan atau spesialisasi
dalam masyarakat.
2. Pemuda dan Identitas
Pemuda merupakan sekolompok orang
yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga
merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak
dilihat dari usianya melaikan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa
tidak lepas dari peranan para pemuda.
Sedangkan identitas atau jati
diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia
masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali
identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas
inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi dizaman yang serba bebas
sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya
jatidiri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media masa, tidak
dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang
diberitakan oleh media masa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari
tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila
lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang
sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan
jati dirinya karena mereka cenderung terlalu mengikuti perkembangan tanpa
mem-filternya.
Dalam hal ini kita harus bisa
memfilter perkembangan zaman yang ada, bukan berarti kita tidak mengikutinya.
Untuk itu, orang tua sejak dini sudah harus mengajaran agama yang kuat kepada
anaknya agar jika nanti sudah menjadi remaja bahkan pemuda, bisa memfilter
hal-hal yang tidak baik dari perkembangan zaman. Dan kita sebagai pemuda juga
harus bisa berfikir rasional, menggunakan nalar dan logika.
3.
Perguruan Tinggi dan Pendidikan
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi
disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua:
·
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya
dilakukan oleh negara.
·
Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinya dilakukan oleh swasta.
·
Di Indonesia,
perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, danuniversitas. Perguruan
tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasidengan program
pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), danspesialis.
·
Universitas,
institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor
honoris causa) kepada setiap individu yang layak memperoleh penghargaan
berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni. Sebutan guru besar
atau profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif
bekerja sebagai pendidik di perguruan tinggi .
Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pentingnya Mengenyam Pendidikan Tinggi .
Mengejar pendidikan setinggi-tingginya merupakan suatu
hal yang sangat penting di era seperti ini. Hal ini dikarenakan semakin tingginya
persaingan pekerjaan di zaman sekarang ini dan pendidikan setinggi-tingginya
berpern sangat penting bagi kelangsungan masa depan seseorang dewasa ini.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar