PERKENALAN EKOLOGI ARSITEKTUR & LINGKUNGAN
“ Eko Arsitektur”Eko
Arsitektur adalah suatu keselarasam antara suatu bentuk masa ( bangunan
) dengan alam atau lingkungan sekitarnya, mulai dari Atmosfer, biosfer ,
Lithosfer serta komunitas.yang mana semua unsur serta nilai – nilai
yang ada dapat berjalan harmoni sehingga dapat di rasakan kenyaman,
kemanan,keindahan serta ketertarikan. Eko arsitektur sendiri telah lama
di terapkan di eropa, amerika dan Asia tentunya, di mulai dengan
merencanakan suatu resort, villa. Lodge, taman, dan lain -lain yang
sebagian bertujuan hanya sebagai tempat peristirahatan,rekreasi, camping
ground,atau lainnya, sementara nilai – nilai ekologi adalah suatu
kewajiban yang di bawa ke dalamnya,teapi sekarang ini setelah semakain
banyak timbulnya bencana, nilai nilai ekologi ini di terapkan kembali
sebagai suatu prioritas,jadi mungkin dapat kita mengerti bahwa kita
dapat memulainya dri lingkungan kita sendiri, baik itu tempat kita
tinggal, dan tempat kita bekerja,sehingga ada suatu kenyaman serta
kepuasan dengan apa yang telah kita pertahankan untuk menjaga kualitas
lingkungan kita.
Pengertian “Eko Arsitektur”
Kata- kata eko Arsitektur, mengandung arti yang sangat kompleks dan mungkin agak sedikit rumit untuk di dapat di pahami, jadi mungkin disini dapat kita urai apa sebenarnya eko dan apa itu Arsitektur
Eko,berasal dari kata ekologi yang artinya adalah lingkungan ( lingkungan yang terpelihara mulai dari Atmosfer, Biosfer, dan Lithosper ), sedangkan Arsitektur adalah, suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya,jadi dapat di ambil pengertian bahwa Eko Arisitektur selain dari pada bentuk masa bangunan, material, tata ruang atau pun nilai kearifan lokal yang ada, juga adalah kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana kita merawatnya
· Bangunan Ekologi ( Eco Building )Bangunan Ekologi ( Eco Building ), sendiri di arahkan lebih Spesifik ke bentuk masa bangunan,Utiitas ( listrik, air, udara, Limbah,sampah ) serta penegasan dari pada material yang di gunakan, dan energi yang di gunakan tapi juga bukan berarti kita tidak boleh menggunakan suatu disain yang modern atau material yang modern pula, hanya di perlukan kesepakatan , kelayakan dan volume yang di gunakan.
· Ecolodge ( Penginapan yang Berwawasan Ekologi )
Sedangkan Ecolodge sendiri adalah suatu fasilitas penginapan / akomodasi yang berada di kawasan yang terpelihara dan di lindungi yang di rencanakan sebagai penunjang Industri ekowisata,jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa Ecolodge harus memenuhi setidaknya 3 persyaratan global yang harus kita pahami, yaitu:
1. Perlindungan / pelestarian terhadap budaya dan lingkungan sekitar
2. Manfaat positif yang dapat di berikan kepada komunitas local yang ada di sekitarnya ( Ekonomi, social, dan budaya )
3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat local dan pendatang ( tourits ), dan dari 3 persyaratan tersebut dapat kita rincikan lagi menjadi 10 persyaratan kelayakan Ecolodge sebagai penginapan yang berwawasan ekologi, antara lain :
· Membantu dalam hal konservasi ( perlindungan & pelestarian ) terhadap flora dan Fauna
· Berusaha untuk dapat bekerja sama dengan masyrakat lokal
· Memberikan penerjemahan yang sangat relevan tentang betapa pentingnya alam dan lingkungan serta budaya lokal kepada pengelola sendiri ( karyawan ) dan para pendatang ( tourist )
· Mengerti dan memahami manfaat dari air dan sumbernya serta mengatur dalam penggunaannya
· Memberikan penanganan yang sangat hati – hati terhadap pembuangan ( pengelolaan ) limbah padat, limbah cair, dan sampah
· Menjadikan Energi konvensional sebagai energi yang pasif dan menyediakan pernecanaan terhadap energi alternative yang ramah lingkungan
· Mengggunkan konsep disain Arsitektur Tradisional ( vernacular ),baik dalam segi bentuk, penggunaan bahan, yang bisa saja di kombinasikan dengan segi modern asal tidak mengurangi nilai – nilai yang lingkungan
· Meminmalkan pengaruh – pengaruh negative terhadap lingkungan selama dalam proses pembangunan
· Mewujudkan bentuk fisik yang jelas dan mengandung arti yang spesifik dan dapat juga menerapkan nilai – nilai budaya local
· Memberikan kontribusi dalam pelestarian budaya local, pengembangan, promosi, penddikan dan penelitian terhadap budaya local itu sendiri
Sumber : Mehta 99 (International Ecolodge Guidelines)
Mengapa Eko Arsitektur
Karena Eko Arsitektur sendiri berfungsi sebagai sarana Edukasi serta Analisis untuk mewujudkan fasilitas – fasilitas fisik yang berwawasan lingkungan, dengan di lakukannya perencanaan secara Eko Arsitektur, maka akan di wujudkannya suatu sinergisitas ( keselarasan ) antara Fasilitas fisik dengan Lingkungan.
Berikut dapat kita ketahui beberapa disiplin Ilmu yang dapat bekerja sama di didalam mewujdkan Eko Arsitektur antara lain:
Arsitek, sebagai perencana yang memwujudkan suatu konsep – konsep sebelumnya telah di olah secara maksimal sehinggga layak untuk tuangkan kedalam disain secara keseluruhan
Teknik Geologi, sebagai ahli yang mengetahui kondisi struktur tanah secara teknik sipil,
Teknik Mineral, sebagai ahli yang mengetahui sumber air dan cara pengelolaannya
Teknik sipil, sebagai ahli yang mengetahui tentang kelayakan penggunaan struktur fisik bangunan, serta perhitungan - perhitungannya
ahli Pertanian / Landscape / kehutanan sebagai ahli yang mengetahui soal jenis - jenis serta manfaat Vegetasi ( penghijauan )
ekonomi,sebagai Ahli yang dapat mengontrol system administrasi serta keuangan secara keseluruhan
Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa ke – 6 disiplin ilmu diatas sangat berperan penting dalam mewujudkan suatu lingkungan berkualitas yang terencan dan terjaga selamanya.
Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan
Pengertian “Eko Arsitektur”
Kata- kata eko Arsitektur, mengandung arti yang sangat kompleks dan mungkin agak sedikit rumit untuk di dapat di pahami, jadi mungkin disini dapat kita urai apa sebenarnya eko dan apa itu Arsitektur
Eko,berasal dari kata ekologi yang artinya adalah lingkungan ( lingkungan yang terpelihara mulai dari Atmosfer, Biosfer, dan Lithosper ), sedangkan Arsitektur adalah, suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya,jadi dapat di ambil pengertian bahwa Eko Arisitektur selain dari pada bentuk masa bangunan, material, tata ruang atau pun nilai kearifan lokal yang ada, juga adalah kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana kita merawatnya
· Bangunan Ekologi ( Eco Building )Bangunan Ekologi ( Eco Building ), sendiri di arahkan lebih Spesifik ke bentuk masa bangunan,Utiitas ( listrik, air, udara, Limbah,sampah ) serta penegasan dari pada material yang di gunakan, dan energi yang di gunakan tapi juga bukan berarti kita tidak boleh menggunakan suatu disain yang modern atau material yang modern pula, hanya di perlukan kesepakatan , kelayakan dan volume yang di gunakan.
· Ecolodge ( Penginapan yang Berwawasan Ekologi )
Sedangkan Ecolodge sendiri adalah suatu fasilitas penginapan / akomodasi yang berada di kawasan yang terpelihara dan di lindungi yang di rencanakan sebagai penunjang Industri ekowisata,jadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa Ecolodge harus memenuhi setidaknya 3 persyaratan global yang harus kita pahami, yaitu:
1. Perlindungan / pelestarian terhadap budaya dan lingkungan sekitar
2. Manfaat positif yang dapat di berikan kepada komunitas local yang ada di sekitarnya ( Ekonomi, social, dan budaya )
3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat local dan pendatang ( tourits ), dan dari 3 persyaratan tersebut dapat kita rincikan lagi menjadi 10 persyaratan kelayakan Ecolodge sebagai penginapan yang berwawasan ekologi, antara lain :
· Membantu dalam hal konservasi ( perlindungan & pelestarian ) terhadap flora dan Fauna
· Berusaha untuk dapat bekerja sama dengan masyrakat lokal
· Memberikan penerjemahan yang sangat relevan tentang betapa pentingnya alam dan lingkungan serta budaya lokal kepada pengelola sendiri ( karyawan ) dan para pendatang ( tourist )
· Mengerti dan memahami manfaat dari air dan sumbernya serta mengatur dalam penggunaannya
· Memberikan penanganan yang sangat hati – hati terhadap pembuangan ( pengelolaan ) limbah padat, limbah cair, dan sampah
· Menjadikan Energi konvensional sebagai energi yang pasif dan menyediakan pernecanaan terhadap energi alternative yang ramah lingkungan
· Mengggunkan konsep disain Arsitektur Tradisional ( vernacular ),baik dalam segi bentuk, penggunaan bahan, yang bisa saja di kombinasikan dengan segi modern asal tidak mengurangi nilai – nilai yang lingkungan
· Meminmalkan pengaruh – pengaruh negative terhadap lingkungan selama dalam proses pembangunan
· Mewujudkan bentuk fisik yang jelas dan mengandung arti yang spesifik dan dapat juga menerapkan nilai – nilai budaya local
· Memberikan kontribusi dalam pelestarian budaya local, pengembangan, promosi, penddikan dan penelitian terhadap budaya local itu sendiri
Sumber : Mehta 99 (International Ecolodge Guidelines)
Mengapa Eko Arsitektur
Karena Eko Arsitektur sendiri berfungsi sebagai sarana Edukasi serta Analisis untuk mewujudkan fasilitas – fasilitas fisik yang berwawasan lingkungan, dengan di lakukannya perencanaan secara Eko Arsitektur, maka akan di wujudkannya suatu sinergisitas ( keselarasan ) antara Fasilitas fisik dengan Lingkungan.
Berikut dapat kita ketahui beberapa disiplin Ilmu yang dapat bekerja sama di didalam mewujdkan Eko Arsitektur antara lain:
Arsitek, sebagai perencana yang memwujudkan suatu konsep – konsep sebelumnya telah di olah secara maksimal sehinggga layak untuk tuangkan kedalam disain secara keseluruhan
Teknik Geologi, sebagai ahli yang mengetahui kondisi struktur tanah secara teknik sipil,
Teknik Mineral, sebagai ahli yang mengetahui sumber air dan cara pengelolaannya
Teknik sipil, sebagai ahli yang mengetahui tentang kelayakan penggunaan struktur fisik bangunan, serta perhitungan - perhitungannya
ahli Pertanian / Landscape / kehutanan sebagai ahli yang mengetahui soal jenis - jenis serta manfaat Vegetasi ( penghijauan )
ekonomi,sebagai Ahli yang dapat mengontrol system administrasi serta keuangan secara keseluruhan
Jadi bisa kita ambil kesimpulan bahwa ke – 6 disiplin ilmu diatas sangat berperan penting dalam mewujudkan suatu lingkungan berkualitas yang terencan dan terjaga selamanya.
Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan
Bangunan yang berwawasan lingkugan adalah bangunan yang tanggap terhadap lingkungan di mana bangunan itu di dirikan,yang tujuannya adalah memberikan pendidikan dan contoh bahwa bangunan itu didirikan dengan pertimbangan – pertimbangan yang berpihak kepada lingkungan, baik itu lokasi tapak bangunan, arah bangunan,material bangunan, konsep bentuk bangunan itu sendiri,serta energy yang akan di gunakan sebagai penunjang, ada beberapa tujuan prioritas dalam mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi
1. Sebagai contoh atau panutan bagi masyarakat secara umum bahwa betapa pentingnya kita melakukan studi lingkungan terlebih dahulu sebelum bangunan didirikan
2. Memberikan arahan ke pada masyarakat tentang wujud serta bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar
3. memberikan contoh bagaimana perletakan tapak bangunan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang negative terhadap lingkungan
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat dapat belajar, dan terciptanya peningkatan ekonomi local
5. memberikan contoh yang benar terhadap pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi, baik itu fisik bangunannya, pengelolaan limbahnya,pengelolaan sumber kebutuhan serta energy sehari – hari, pengelolaan vegetasinya, dan yang terpenting adalah prilaku manusianya
6. memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber – sumber material local,dan mengajak masyrakat untuk dapat memahami bersama bagaiman cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber – sumber material local itu sendiri
Pengaruh fisik bangunan
· Terhadap matahariSecara klimatologi matahari berorientasi dari timur kebarat, dan perlu juga kita pertimbangkan pengaruh positif dan pengaruh negative dari matahari ke bangunan, pengaruh positifnya adalah, matahari sebagai sumber Energy dan cahaya yang dapat di gunakan secara alamiah,antara lain;
- Sumber Energy Alternatif yang dapat kita gunakan sebagai utilitas bangunan
- Sumber pencahayaan, sehingga dapat meminimalkan pemakaian lampu
- Menberikan Suhu yang stabil terhadap bangunnan dan menetrlisirkan kelembaban
- Memberikan energy dan nutrisi terhadap vegetasi sekitar bangunan dan lain - lain
pengaruh negatifnya, energy yang berlebihan dari matahari akan menyebkan ketidak nyamanan pengguna, dan bisa juga merusak fasilitas yang manjadi kebutuhan sehari – hari. Seperti:
- Cahaya yang masuk secara berlebihan akan menyebabkan suhu ruang menjadi tinggi dan membuat ketidak nyamanan penggunanya
- Penyinaran matahari langsung ke fisik bangunan akan menyebabkan, semakin berkurangnya kualitas serta ketahanan fisik material bangunan
- Menimbulkan kekeringan atau kekergasangan sekitar bangunan sehingga akan mengurangi jumlah jasad Retnik dan mikro organisme tanah, dan menyebabkan menurunnya kualitas tanah dan lain – lain
Matahari mempunya diameter sekitar 1.392 000 KM atau 109 kali besar dari bumi, dan matahari mempunyai permukaan dengan suhu ±5,500ºC dan matahari mempunyai inti dengan suhu ±15.000 000ºC, dan jarak matahari ke bumi sekitar 150.000 000 KM dan suhu yang stabil di daerah tropis bervariasi adalah sekitar 20 - 35ºC, sedangkan suhu normal didalm ruangan adalah 25ºC, jadi dapat kita bayangkan bahwa jika suatu saat sudah tidak ada lagi keseimbangan alam dan isinya, di muka bumi ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bumi ini akan berakhir dengan sangat menyeramkan
(Sumber : Pengantar Ilmu Tanah)
· Terhadap angin
Pada malam hari angin bertiup dari gunung, dengan temperature yang lembab dikarenakan terjadi proses pelepasan oksigen yang tinggi, secara umum kita merasa sedikit dingin, dan sifat angin menysir dareah lembah ( rendah ) dan tetap mengalir keatas, dan pada siang hari angina bertiup dari laut kedarat dengan temperature sedikit hangat dan lebih kencang di bandingkan dengan angin gunung, kerana terjadinya proses penguapan hawa panas dari permukaaan air laut, jadi, Pengaruh positifnya terhadap bangunan yaitu:
- Menjaga kestabilan suhu ruang pada saat siang atau malam hari, sehingga tidak perlu di sediakan pendingin buatan
- Dapat menciptakan sumber energy alternative untuk kebutuhan utilitas bangunan
- Dan lain – lain
Pengaruh negative angin terhadap bnagunan dapat kita simpulkan sebagai berikut
- Tidak teraturnya suhu ruang, dan pergumulan angin yang berlebihan di dalam ruang, akan membuat ketidak nyaman penggunanaya
- Terlalu kencangnya angin dapat meneyebabkan rusaknya fisik bangunan atau sarana – sarana pendukung bangunan
- Dan lain – lain
Jadi pengaruh negative dan Positif di atas dapt kita antisipasi dan kita manfaatkan dengan cara:
- Meletakan tapak bangunan tidak berlawanan dengan arah angina
- Membuat bukaan seperlunya agar sirkulasi angin dapat bergerak dengan normal,
- Menanam pohon – pohon dengan tinggi dan jenis yang bervariasi, serta jarak yang sesuai sehingga tanaman yang berfungsi sebagai buffer akan tetap menjaga kesetabilan sirkulasi angin di luar ruangan
- Menggunakan Angin sebagai sumber Energi Alternatif
- Menyediakan sarana – sarana pendukung pergerakan angina pada fisik bangunan,( lubang – lubang angin ), sehingga angin dapat bergerak sesuai dengan jalurnya.
· Aliran air
Air berasal dari mineral cair yang terjadi akibat proses alam serta proses kimia yang terkandung di alam, jadi air dapat berasal dari hujan, dari mata air tanah, dari sungai / danau, serta laut, jadi ada juga dampak – dampak positif dan negative terhadap bangunan,
Dampak positifnya yaitu:
- Air dapat di gunakan sebagai kebutuhan utama di dalam bangunan bangunan
- Air dapat di jadikan sbagai objek Estetika terhadap bangunan
- Air dapat di gunakan sebagai energy Alternatif utilitas bangunan
- Air dapat di gunakan untuk kelangsungan Hidup jasad retnik tanah serta tumbuhan
- Dan lain – lain
Dampak negatifnya yaitu
- Air dapt menghancurkan kestabilan fisik bangunan
- Air dapat menyebabkan kelembaban yang sangat tinggi, dan menimbulkan ketidak nyamanan penggunanya
- Air dapat dengan mudah tercemar, sehingga dapt menurunnya kualitas air sebagai kebutuhan utama
- Air dapt merusak struktur dan fisik tanah, sehingga akan lebih sulit untuk menerapkan struktur bangunan yang ekonomis dan kua Dan lain – lain
Dampak – dampak positif dan negative dari air juga dapat kita manfaatkan dengan cara
- Merencanakan tapak bangunan yang selaras denga lingkungan, artinya perletakan tapak bangunan tidak berlawanan atau tidak berada di konsentrasi jalur air yang ada
- Menyediakan pendukung bangunan yang sesuai untuk antisipasi terpaan air secara langsung
- Menggunakan Material – material yang tahan terhadap air secara langsung
- Menjaga kelestarian tumbuhan – tumbuhan yang ada sehingga air dapat berjalan secara alami
- Menyediakan fasilitas – fasiltas pengairan yang optimal
- Menyediakan fasilitas – fasilitas penetralisiran air, sehingga air aman untuk lingkunga Dan lain – lain
· Vegetasi ( penghijauan )
Penghijauan sangatlah penting untuk tetap terjaganya kualitas lingkungan yang berkelanjutan, penerapan bangunan di daerah – daerah lingkungan hutan yang terjaga dan di lindungi dapat menimbulkan resiko yang berpotensi terhadap kerusakan lingkungan, seperti yang telah kita bahas di atas, bahwa perencanaan bangunan harus di melalui studi lingkungan terlebi dahulu,
Penghijauan sangat di butuhkan bagi bangunan, serta lingkungan bangunan, yaitu
- Sebagai penetralisir Pengaruh dari angina dan matahari
- Sebagai penahan pengikisan – pengikisan tanah dari pengaruh air
- Menjaga kestabilan, serta kesuburan tanah, untuk kelangsungan hidup tanaman itu sendiri
- Pelepasan – pelepasan organ dari tanaman dapat di gunakan sebagai pupuk organic, untuk tanaman itu sendiri
- Dapat di terapkan sebagai suatu media pendidikan
- Dapat menambaha keindahan lingkungan sekitar bangunan, dan menambah kenyaman ruang dalam dan ruang luar bangunan
- Jenis – jenis tanaman yang bervariasi dapat di jadikakan sebagai antispasi fisik dari pengaruh yang datang ( matahari , Angin, hujan, Hewan, Air tanah,dan lain – lain )
Maka di perlukannya penangan yang serius terhadap tanaman – tanaman, yang ada di lingkungan sekitar atau tanaman – tanaman yang kita sediakan sebagai suatu sarana – saran penunjang keindahan lingkungan bangunan
Sampah
Sampah adalah suatu permasalahan utama yang terjadi di lingkungan kita, karena memang secara langsung bahwa lingkungan juga menghasilkan sampah, baik itu lingkungan liar ataupun lingkungan yang terkelola, namun berbeda – beda pula jeneis sampah yang di hasilkan. Di kota medan Sendiri sampah yang di hasilkan rata – rata perhari sekitar 1,200 ton/hari, atau sekitar 4.800 M3/ hari, jika penduduk kota medan berkisar 20.000 000 maka sampah rata – rata yang di hasilkan per rumah tangga sekitar 5 -16 Kg / hari .
Di dalam Eko Arsitektur sampah adalah suatu attensi yang penting di dalam menciptakan suatu hunian atau kawasan yang Ekologis, Karena Suatu hunian tidak dapat di katakana Ekologis jika sampah tidak terkelola dengan baik, ada beberapa pengaruh negative yang di hasilkan sampah terhadap hunian yang Ekologis, yaitu:
- Menyebabkan lingkungan hunian menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan
- Hilangnya nilai – nilai Estetika dan kenyamanan
- Menimbulkan Kerusakan terhadap fisik bangunan
- Dan pengaruh – pengaruh negative lainnya
Untuk mengantisipasi hal – hal negative di atas perlu di lakukan pengelolaan secara berkelanjutan, sehinga sampah – sampah tersebut dapat terkontrol dan bisa saja dapat termanfaatkan dengan baik, dengan cara Daur ulang, Pengkomposan, pengurukan, dan beberapa prinsip yang bias di terapakn di dalam lingkungan keseharian dengan sistem 4R, yaitu,:
-Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
-Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
-Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
-Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Tapi sebelumnya kita juga harus mengetahui beberapa sampah berdasarkan sumbernya, agar kita juga tahu bagai mana cara mengantisipasi, mengatasi serta mengelolanya, beberapa sumber sampah yang harus kita ketahui yaitu,:
- Sampah Alami, Yaitu sampah yang berasal dari lingkungan atau kehidupan liar ( hutan ), yang mengalami proses daur ulang dengan cara pembusukan secara alami menjadi tanah
- Sampah Manusia, Yaitu sampah yang berasal dari menusia atau hewan seperti Faeses ( kotoran ), urin, yang di lakukan dengan cara pembuatan wadah – wadah penampung tertup untuk proses pembusukan dan pensterilan shingga aman untuk di buang ke lingkungan
- Sampah Konsumsi, Yaitu sampah yang berasal dari konsumsi manusia yang akhirnya di buang ke tong sampah atau di daur ulang
- Sampah Nuklir, Yaitu sampah yang di hasilkan atas pengolahan bahan – bahan pengahsil nuklir, seperti Uranium & tithium, yang secara umum mengasilkan Radio aktiv, pencemarannya melalui udara & air
- Sampah Industri, Yaitu Sampah yang di hasilkan dari pengolahan – pengolahan bahan baku di Pabrik, dan pencemarannya di lakukan melalui udara & air
- Sampah Tambang, Yaitu sampah yang di hasilkan dari pengolahan – pengolahan bahan tambang,dan pencemarannya di lakukan melalui Udara, air, dan tanah
6. Perletakan Tapak Bangunan
· Ketentuan perletakan Tapak bangunan secara umum
Perletakan Tapak bangunan secara umum mengacu ke peraturan pemerintah, yang mana telah di tetapkan beberapa persyaratan mengenai itu,antara lain:
- Bangunan harus mempunyai surat izin Mendirikan bangunan
- Bangunan harus sesuai dengan KDB ( koefisien dasar bangunan ) dan KLB ( koefisien lantai bangunan ) yang di izinkan pemerintah
- Bangunan yang di dirikan harus sesuai Dengan GSB ( garis sepadan Bangunan ) yang di izinkan Pemerintah yaitu minimal ½ x lebar badan jalan
- Bangunan rumah tinggal harus berjarak miniml 300 meter dari saran serta fasilitas umum ( jalan protocol, gedung – gedung,jalan Tol, serta fasilitas – fasilitas infrastruktur berat lainnya )
- Bangunan yang berada di daerah DAS harus berjarak minimal 3 meter
- Bangunan harus menyediakan ruang luar sebagai vegetasi sebesar 20% dari total lahan
- Membuat saluran mengelolaan air kotor dan air bersih
- Menbuat sarana penampungan serta pengelolaan limbah manusia
- Membuat struktur bangunan sesuai dengan daya dukung tanah
- Dan lain lain
Dari 8 persyataran tersebut diatas adalah persyaratan umum di seluruh Indonesia yang harus di terapkan pada setiap hunian, karena semua hal tersebut kalu kita menyadarinya adalah untuk menjaga kualitas lingkungan hunian, adapun pengelolaan yang di terapkan tergantung dari kebutuhan serta fungsi fasilitas yang ada, serta kondisi lingkungan atau keadaan cuaca di daerah hunian
· Ketentuan perletakan Tapak bangunan secara Ekologi
Perletakan tapak bangunan yang mengacu ke lingkungan adalah faktor utama di dalam mewujudkan suatu fasilitas Ekologis,di samping ketentuan – ketentuan umum yang menjadi dasar penerapan tapak bangunan, hal – hal yang perlu di perhatikan di dalam penerapan tapak bangunan secara ekologi yaitu:
- Master Site Planning, yaitu melakukan perencanan global seperti : Zonning ( pembagian kebutuhan – kebutuhan ruang sesuai dengan fungsinya), Accesibilitas ( pencapaian yang fungsional ke lokasi tapak atau fasilitas ),
- Site Design, yaitu melakukan perencanan yang spesifik terhadap lokasi fasilitas, seperti : Structure Sitting(penerapan struktur bangunan yang disesuaikan dengan kondisi angin, matahari,tanah,air, serta vegetasi ),Road design ( perencanaan jalan – jalan utama, jalan alternative atau jalan pendukung secara jelas & funsional baik dari system pembagian kebutuhan maupu penerapan bahan),Nature Trails ( pemeliharaan atau perencanaan jalur – jalur alami yang menjadi saranan wisata hutan, serta manjadikan objek – objek alam sebagai media informasi ) dan lain – lain
- Planting Design,yaitu perencanaa landscape garden / taman yang berguna dan sesuai dengan pola perancanaa ruang luar bangunan, seperti : Indigenous Plant ( penggunaan serta penyesuaian tananman – tanaman awal dengan dengan kebutuhan tapak bangunan) ,Preservation tree ( Menggunakan pohon – pohon yang telah eksis menjadi suatu dasar perencanaan veetasi),
Pest management ( melakukan pengawasan scara teratur terhadap serangga / hama yang menggangu fasilitas atau lingkungan, meminimalisasi penggunaan pestisida dan kembali menggunan bahan – bahan / tumbuhan alami sebagai pengusir serangga),Land Scape Lighting (Pencahayaan lampu taman sebagaiknya dierencanakan sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap hewan, serangga, tanaman dan sebaliknya, dan menggunakan pencahayan dari lampu se efektif mungkin),
- PermaCulture (penerapan unsur- unsur budaya lingkungan lokal ke dalam bentuk bangunan, pemanafaatan komunitas, sehingga menunjukan jati diri yang jelas apa serta mengapa di wujudkannya suatu fasilitas yang ekologis )
Jadi dalam penerapan tapak bangunan secara fisik dan non fisik di perlukannya penkajian secara matang, sehingga tidak menimbulkan pengaruh – pengaruh negatif dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar untuk mewujudkan suatu fasilitas seperti Ecolodge
7. Konsep Disain Bangunan Ekologi
- Bentuk Masa Bangunan
Bentuk masa bangunan secara ekologi, yaitu pengadopsian bentuk – bentuk yang ramah lingkungan, seperti : Bentuk Arsitektur Tradisional local, Bentuk masa bangunan lebih terbuka sehingga ada keterikatan antara lingkungan dan bangunan atau sebaliknya, di mensi bangunan di olah semaksimal mungkin sehingga tidak terjadinya perbedaan yang mencolok terhadap bangunan penduduk local, bentuk bangunan juga di sesuaikan dengan material yang di gunakan
- Pencahayaan
Pencahayaan secara umum terbagi menjadi, pencahayaan Alami ( berasal dari Penerangan matahari ), dan pencahayaan buatan ( dari lampu ), pada bangunan ekologis sendiri di anjurkan untuk mengurangi pemakaian cahaya buatan,karena berhubungan dengan energi yang di gunakan,perencanaan program ruang secara efisien, serta membuat bukaan seperti jendela atau ventilasi akan memaksimalkan cahaya yang masuk ke ruangan, sehingga dapat di kurangi pemekaian penerangan lampu, secara alami cahaya yang besaral dari matahari juga dapat menggangu kenyamanan di dalam ruang, jadi perlu di perhatikan juga orientasi matahari sehingga, dapat diterapkan penghalang – penghalang cahaya secara langsung ke bangunan, seperti pohon, tirai, canopy dan lainnya. Perlu juga di ketahui dimensi bukaan jendela dapat di ketahui dengan dengan rumus : ¼ x volume dinding ruang ( tergantung kondisi lingkungan )
- Sirkulasi Udara
Bangunan Ekologi secara umum memaksimalkan sirkulasi udara secara alami dan memminimalkan penggunaan udra buatan seprti AC, Kipas angin, Exhause, dll. Jendela serta ventelasi yang di terapkan pada bangunan haru s juga di sesuai dengan arah angin, penerapan atap bangunan tradisional adalah salah satu solusi untuk memberikan kenyamanan dalam ruang,atap yang tinggi juga membuat udara dapat mengatur pola sirkulasinya, Angin juga berlaku dapat kasar terhadap lingkungan serta fisik bangunan,jadi perlu di adakan antisipasi terhadap pengaruh negative angin, seperti, pembuatan ventilasi / bukaan secara maksimal, pemasangan tirai – tirai, penaman pohon – pohon atau tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan
- Material Organik
- Material
yang di maksud secara ekologi adalah material yang ramah lingkungan,
dan mudah di dapat, sebenarnya tidak larangan jika harus menggunakan
bahan – bahan modern yang ada, hanya saja volume penggunaan yang harus
ada kesepakatan, di samping bahan konvensional secara umum dan moderen ,
material Ekologis secara spisifikasi dapat kita bedakan sebagai
berikut:
- Pondasi, dapat menggunakan material : batu kali, batu gunung, kayu / bamboo sebagai pasak bumi
- Dinding, dapat menggunakan bahan bamboo, batu bata, kayu, tanah liat,bahan daur ulang dari kertas
- Jendela, dapat menggunakan kayu, bamboo, kertas, ( secara teknis dapat kita gunakan sebagai tirai )Atap, dapat menggunakan daun – daunan, bamboo,kayu, dan lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar